Friday, November 2, 2012

Belajar dari Seekor 'Anjing'


Seekor ‘Anjing’ kita menyebutnya. Ada banyak jenis anjing, dari anjing biasa yang berkeliaran di jalanan tanpa tahu tempat tinggal atau pemiliknya. Ada juga anjing piaraan yang harganya berjuta-juta, yang biaya perawatannya saja melampaui biaya hidup seorang mahasiswa. Tapi, bagaimana pun keadaannya, sebutannya tetap sama, “Anjing”.

Nama “Anjing” memang tidak baik ataupun tidak jelek, tergantung bagaimana kita menanggapinya. Ada orang yang sedang emosi akan mengumpat orang lain dengan sebutan “Anjing…”, ada juga yang menyayangi anjing bagaikan menyayangi anak sendiri sehingga tak ada terlintas sedikitpun pikiran bahwa ‘Anjing’ adalah makhluk rendah yang dipakai untuk memaki orang lain.


Pribadi Sang Anjing yang paling kita kenal adalah kesetiaannya, bakti dan kejujurannya.
Mungkin ada yang bertanya, apakah pantas kita sebagai manusia yang memiliki kesadaran, kecerdasan, akal budi, naluri dan segalanya yang lebih sempurna dibandingkan seekor anjing, harus belajar bahkan meneladani pribadi seekor anjing. Apa nggak salah? Salah atau tidak sangat tergantung cara kita memandang. Bila kita memandang diri kita manusia sebagai makhluk superior yang begitu hebat, tentu tak perlu sampai harus belajar dari seekor anjing. Namun bila kita menyadari bahwa semua makhluk memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, maka percayalah kita dapat belajar banyak dari makhluk-makhluk yang ada di sekitar kita. Kita tentu pernah merasa iri melihat burung-burung yang begitu bebas terbang kesana kemari, atau melihat anak ikan yang sangat kecil yang begitu mudah berenang tanpa harus mendapat bimbingan dari seorang pelatih. Atau seekor semut kecil yang tak pernah lupa jalan pulang ke sarangnya. Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa selalu ada hal positif dari setiap makhluk, dan menjadi sebuah keberuntungan bagi kita bila kita dapat mengambil manfaat dari pribadi yang ditampilkannya.

Anjing, kejujuran, bakti dan kesetiaannya, tak perlu lagi dibahas panjang lebar, karena sudah bukan menjadi rahasia lagi. Seekor anjing akan senantiasa menunjukkan kesetiaannya kepada sang pemilik, saat sehat maupun sakit, tak pernah luntur sedikitpun kesetiaannya. Tak peduli dimarah ataupun ditendang, kesetiaan dan baktinya tak terganggu sedikitpun. Sungguh kesetiaan seperti inilah yang mutlak kita miliki sebagai manusia, sebagai anak kepada orang tua dan saudara kita.

Sayangnya terkadang kita terlalu sombong, tak mau menerima keadaan bahwa untuk urusan yang satu ini kita kalah jauh dari seekor anjing, yang mungkin dengan mudah kita tendang jauh-jauh ketika kita tidak menyukainya. Kita menganggap diri terlalu hebat untuk perlu belajar dari seekor anjing. (sekedar renungan aja bro/sis) (AJI)

2 comments:

seo said... Balas Komentar

thx for info

les A level said... Balas Komentar

walau dia bintangan tetapi kita bisa belajar darinya. Anjing, kejujuran, bakti dan kesetiaannya, tak perlu lagi dibahas panjang lebar, karena sudah bukan menjadi rahasia lagi.

Post a Comment

Blog ini dofollow , jadi coment saja jika ingin dapat backlink
tapi ada syaratnya bro/sis :
=>> Dilarang Keras coment yang menyinggung SARA
=>> Coment bebas , terutama kritik dan Saran

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Followers

Copyright © 2012. Narrow Shot - All Rights Reserved B-Seo Versi 3 by Bamz Templates