Showing posts with label Konspirasi. Show all posts
Showing posts with label Konspirasi. Show all posts

Sunday, October 21, 2012

Arti Barcode adalah Lambang Setan

By Unknown | At 8:19 PM | Label : | 0 Comments

Polemik mengenai Barcode (kode garis-garis batangan) dihubungkan dengan angka 666 sebagai simbol Iblis, sudah menjadi perdebatan berbagai kalangan selama puluhan tahun. Ya, sejak pernyataan Mary Stewart Relfe, PhD dalam bukunya 666 The New Money System; 1982.
Mary Stewart Relfe, Ph.D.
Dalam bukunya tersebut, Mary Stewart yang juga seorang pengkaji Alkitab, sejak kecil sangat yakin bahwa penggunaan Barcode terkait erat dengan rencana-rencana tersembunyi dari konspirasi untuk menguasai dunia dari para penganut satanic.
Para pengkritisi Barcode berhasil menemukan salah satu rahasia paling vital dari kode-kode batangan ini.
Semua Barcode atau yang juga dikenal sebagai Universal Product Code (UPC) Barcode memiliki angka 666 dan 13.
Untuk mengetahuinya, silakan melihat Barcode yang ada di berbagai produk. Perhatikan jumlah angka yang ada di bawah garis-garis batangan. Jumlahnya selalu 13 angka.
Angka 6 yang disimbolkan dalam kamus Barcode terdiri dari dua garis tipis saling berhadapan terletak di sisi paling kiri dan paling kanan Barcode.
Dan satunya lagi garis paling tengah. Ketiga garis yang melambangkan angka 6 ini lebih panjang dibanding garis-garis lainnya.
Mary Stewart Relfe
Mary Stewart bisa dibilang cukup gigih melancarkan serangan terhadap berbagai simbol yang menurutnya berhubungan dengan konspirasi organisasi penyembah iblis.
Ia mulai meluncurkan buku pertamanya When Your Money Fails tahun 1981 dan diikuti dengan buku kedua The New Money System (1982).
Sebenarnya masih ada lagi karya Mary lainnya yaituY2K dan 9/11 yang semuanya masih berbicara tentang ide yang sama: konspirasi penyembah iblis.
Mary menyatakan banyak dari logo pemerintahan Amerika Serikat yang menyiratkan simbol 666. Bahkan menurutnya logo Trilateral Commission juga mirip dengan simbol 666.
Di tahun 80-an, serangan Mary mengarah pada lagu Sex Pistols Anarcy in the U.K. sebagai bukti kerajaan Setan sedang mengambil alih kuasa dunia, terutama lewat larik pertama pada lagu tersebut: “I am the Antichrist.”
666 Bar Code in RFID and M M E A verichips
Ada tiga tahapan yang menurut Mary sebagai upaya konspirasi untuk menguasai dunia, yaitu:
1. Tahap pertama dimulai tahun 1970 yang dijadikan titik awal gerakan organisasi konspirasi “setan”.
2. Tahap kedua dimulai tahun 1973. Penggunaan Barcode yang awalnya diterapkan pada barang manufaktur, kini mulai diterapkan pada manusia, antara lain lewat nomor kodifikasi Angka Kesejahteraan Sosial (The Social Security Number) yang digabungkan dengan sistem pemberian angka secara universal.
Penggunaan barcode semakin meluas, diterapkan kemudian pada kartu-kartu pintar seperti Credit Card, Debit Card, ID Card, dan sebagainya.
3. Tahap ketiga (tanpa tahun, dan sedang berlangsung) meliputi usaha untuk mengidentifikasikan setiap macam yang ada di dunia ini, baik yang bergerak maupun yang tidak.
Semua pengidentifikasian ini berguna untuk mengetahui sisi lemah suatu kelompok, wilayah, bahkan suatu bangsa, yang nantinya bisa dijadikan senjata bagi Konspirasi.(berbagai sumber / icc.wp.com)

Target Amerika Selanjutnya adalah PAPUA !!

By Unknown | At 8:18 PM | Label : | 0 Comments

Lemahnya Indonesia yang “kaya” akan kekayaan alamnya menjadi “mandul” tak bisa apa-apa, ini semua dimulai dan diawali pada zaman Orde Baru atau New Orderatau New world Order! Dimana semua kekayaan alam Indonesia dikuras habis akibat perjanjian-perjanjian yang “timpang” pada zaman Indonesia untuk pertama kalinya menganut sistim kapitalis pada masa itu.
Maka untuk kedepannya siapapun Presidennya, masih tetap terpatri oleh perjanjian-perjanjian masa lalu tersebut. Hingga detik inipun, masih banyak manusia-manusia Indonesia yang perlu “ditampar” karena masih “tidur” dan takkan pernah menyadari akan hal ini. 
Kasus di Libya hampir sama dengan kasus Timor Timur, dengan alasan HAM, Demokrasi dan PBB akhirnya Timor Timur Lepas dari Indonesia. Dibawah tekanan Australia, Amerika dan PBB atas nama HAM dan Demokrasi, akhirnya pemerintah BJ Habibie saat itu tidak sanggup lagi menghadapi tekanan politik yang bertubi-tubi dari para penjajah Kapitalis yang mengincar minyak di celah Timor.
Begitu juga dengan Libya dan sejumlah negara di dunia khususnya di Timur Tengah, dengan alasan HAM AS dan sekutunya menyerang pemerintahan Khadafi padahal ujung2nya ingin menguasai minyak di Libya.
Connie Rahakundini Bakrie
Menurut pengamat militer ibu Connie Rahakundini Bakrie, skenario AS menyerang Libya dan Timur Tengah sudah dirancang dari awal.
Karena semua negara tersebut terdapat sumber minyak bumi yang besar. Bahkan Ibu Connie menambahi kalau sasaran AS selanjutnya adalah Papua!!
Pernyataan ibu Connie pada siaran tvOne Sabtu 26/3 2011 bukannya tanpa dasar. Kabar Papua menjadi target AS berikutnya sudah beredar di kalangan intelejen.
Sebuah sumber di lingkungan Departemen Luar Negeri mengungkap adanya usaha intensif dari beberapa anggota kongres dari Partai Demokrat Amerika kepada Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk membantu proses ke arah kemerdekaan Papua secara bertahap.
Karena dengan tampilnya Presiden Barrack Obama di tahta kepresidenan Gedung Putih, praktis politik luar negeri Amerika amat diwarnai oleh haluan Partai Demokrat yang memang sangat mengedepankan soal hak-hak asasi manusia.
Karena itu tidak heran jika Obama dan beberapa politisi Demokrat yang punya agenda memerdekakan Papua lepas dari Indonesia, sepertinya memang akan diberi angin.
Beberapa fakta lapangan mendukung informasi ini, sumber kami di Departemen Luar Negeri tersebut.
Betapa tidak, dalam dua bulan terakhir ini, US House of Representatives, telah mengagendakan agar DPR Amerika tersebut mengeluarkan rancangan Foreign Relation Authorization Act (FRAA) yang secara spesifik memuat referensi khusus mengenai Papua.
Kalau RUU ini lolos, berarti ada beberapa elemen strategis di Washington yang memang berencana mendukung sebuah opsi untuk memerdekakan Papua secara bertahap.
Dan ini berarti, sarana dan perangkat yang akan dimainkan Amerika dalam menggolkan opsi ini adalah, melalui operasi intelijen yang bersifat tertutup dan memanfaatkan jaringan bawah tanah yang sudah dibina CIA maupun intelijen Departemen Luar Negeri Amerika.
Karena itu, Departemen Luar Negeri RI haruslah siap dari sekarang untuk mengantisipasi skenario baru Amerika dalam menciptakan aksi destabilisasi di Papua.
Berarti, Departemen Luar Negeri harus mulai menyadari bahwa Amerika tidak akan lagi sekadar menyerukan berbagai elemen di TNI maupun kepolisian untuk menghentikan adanya pelanggaran-pelanggaran HAM oleh aparat keamanan.
Campur tangan Amerika dengan skenarionya berusaha agar Papua lepas dari NKRI. Amerika tentu punya alasan agar Papua lepas dari Indonesia, Papua adalah mutiara hitam dari timur, sebuah tanah yang kaya raya, dengan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya serta kandungan emas di bukit Freeport yang melimpah membuat para Kapitalis penajajah serakah ngiler dibuatnya.
Padahal kalau kita tahu pembagian royalty Freeport Indonesia hanya mendapat 1%, sedangkan asing mendapat 99%. sungguh lucu yah..
“Masa tukang cangkul hasilnya jauh lebih banyak dari yang punya tanah. Ini semua karena zaman Orde Baru, New Order, New world Order!
Papuan Warrior
Dimana pad saat itu semua kekayaan alam Indonesia mulai dikuras habis akibat perjanjian-perjanjian yang “timpang” pada zaman Indonesia menganut sistim kapitalis pada masa awal itu.”
Semua ini akibat perjanjian-perjanjian pertambangan pada masa lalu. Perjanjian pertambangan juga tak mungkin hanya berlaku untuk beberapa tahun mendatang, namun bisa berlaku selama puluhan tahun atau bahkan selama seabad kedepan!
Lalu, siapakah yang membuat semua perjanjian itu? Jelas Presiden Indonesia. Siapakah presiden Indonesia pada masa lalu tersebut?? Andalah yang tahu, karena anda juga mempelajari sejarah presiden-presiden bangsa ini bukan???
Alasan utama yang menjadi isu pemisahan Papua dari NKRI adalah kemiskinan, pemerintah Indonesia yang tidak mampu mengentaskan kemiskinan di Papua menyebabkan isu-isu sparatis berkembang.
Kemiskinan Papua adalah salah satu akibat dari sistem Kapitalisme yang diterpakan di Indonesia, emas Papua yang seharusnya mampu memakmurkan rakyat Papua justru dirampok oleh Freeport dan perusahaan asing milik Kapitalis Penjajah.
Anehnya, padahal penduduk Papua hanya sekitar 2 juta jiwa saja dan dana APBD pertahunnya bernilai trilyunan rupiah!! Melebihi kebanyakan propinsi-propinsi lain di Indonesia. Lalu, kemana uang segitu banyaknya pergi? Banyak yang menduga banya pejabat-pejabat di wilayah Papua sendiri yang “mengambilnya”.
Ini terbukti dari minimnya sarana dan prasarana yang nyata untuk rakyat Papua disana, seperti puskesmas, stok sembako, dan sejenisnya yang tetap langka. juga minimnya jembatan penghubung, pengaspalan jalan dan masih banyak lainnya.
Isu-isu HAM dan Demokrasilah yang sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat agar Papua bisa lepas dari NKRI, dengan isu ini diharpakan akan terjadi referendum bagi tanah Papua. Yang selanjutnya mengantarkan Papua ke arah pemisahan diri dari NKRI.
Karena itu Saya himbau kepada warga indonesia, lupakanlah masalah perbedaan suku, agama, ras.. mari kita bersatu. Waspadai bersama gerakan ormas yang menjurus pada anarkis. waspadai ormas yang berdalih ingin memperjuangkan Papua.
Berhati-hatilah karena intelejen asing sudah ada di sekitar kita. Mari kita sama-sama jaga kedaulatan RI supaya tidak sampai terpecah belah. Ini bukan negeri dongeng dan berita ini bukan sekedar omong kosong.
Waspadalah dengan gerakan-gerakan dari luar sana yang menginginkan Papua lepas dari NKRI dan mencanangkan gerakan New World Order diseluruh penjuru bumi. (beritahebohterkini.blogspot/icc.wp.com)(AJI)

Friday, October 19, 2012

Menguak Konspirasi jahat Amerika Serikat tentang Flu burung / H5N1

By Unknown | At 8:49 PM | Label : | 0 Comments

“Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku Siti Fadilah Supari setebal 182 halaman itu. Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.”

Pada tahun 2005-2009 lalu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (59) membuat gerah World Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1).
Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaan-perusahaan dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual ke pasaran dengan harga mahal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudulSaatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung.
Selain dalam edisi Bahasa Indonesia, Siti juga meluncurkan buku yang sama dalam versi Bahasa Inggris dengan judulIt’s Time for the World to Change.
Konspirasi tersebut, kata Fadilah, dilakukan negara adikuasa dengan cara mencari kesempatan dalam kesempitan pada penyebaran virus flu burung.
“Saya mengira mereka mencari keuntungan dari penyebaran flu burung dengan menjual vaksin ke negara kita,” ujar Fadilah kepada Persda Network di Jakarta.
Situs berita Australia, The Age, mengutip buku Fadilah dengan mengatakan, Pemerintah AS dan WHO berkonpirasi mengembangkan senjata biologi dari penyebaran virus avian H5N1 atau flu burung dengan memproduksi senjata biologi.
Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris menuai protes dari petinggi WHO. “Kegerahan” itu saya tidak tanggapi, betul apa nggak, mari kita buktikan.”
“Kita bukan saja dibikin gerah, tetapi juga kelaparan dan kemiskinan. Negara-negara maju menidas kita, lewat WTO, lewat Freeport, dan lain-lain. Coba kalau tidak ada, kita sudah kaya,” ujarnya.
Fadilah mengatakan, edisi perdana bukunya dicetak masing-masing 1.000 eksemplar untuk cetakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Total sebanyak 2.000 buku.
“Saat ini banyak yang meminta, jadi dalam waktu dekat saya akan mencetak cetakan kedua dalam jumlah besar. Kalau cetakan pertama dicetak penerbitan kecil, tapi untuk rencana ini saya sedang mencari dan membicarakan dengan penerbitan besar,” katanya.
Selain mencetak ulang bukunya, perempuan kelahiran Solo, 6 November 1950, mengatakan telah menyiapkan buku jilid kedua.
“Saya sedang menulis jilid kedua. Di dalam buku itu akan saya beberkan semua bagaimana pengalaman saya. Bagaimana saya mengirimkan 58 virus, tetapi saya dikirimkan virus yang sudah berubah dalam bentuk kelontongan”, ujarnya.
“Virus yang saya kirimkan dari Indonesia diubah-ubah Pemerintahan George Bush,” ujar menteri kesehatan pertama Indonesia dari kalangan perempuan ini.
Siti enggan berkomentar tentang permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memintanya menarik buku dari peredaran.
“Bukunya sudah habis. Yang versi bahasa Indonesia, sebagian, sekitar 500 buku saya bagi-bagikan gratis, sebagian lagi dijual ditoko buku. Yang bahasa Inggris dijual,” katanya sembari mengatakan, tidak mungkin lagi menarik buku dari peredaran.
Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku setebal 182 halaman itu.
Mengubah Kebijakan apapun komentar pemerintah AS dan WHO, Fadilah sudah membikin sejarah dunia. Gara-gara protesnya terhadap perlakuan diskriminatif soal flu burung, AS dan WHO sampai-sampai mengubah kebijakan fundamentalnya yang sudah dipakai selama 50 tahun.
Perlawanan Fadilah dimulai sejak korban tewas flu burung mulai terjadi di Indonesia pada 2005. Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.
“Menteri Kesehatan Indonesia itu telah memilih senjata yang terbukti lebih berguna daripada vaksin terbaik dunia saat ini dalam menanggulangi ancaman virus flu burung, yaitu transparansi,” tulis The Economist.
The Economist, seperti ditulis Asro Kamal Rokan di Republika edisi Maret 2008 lalu, mengurai, Fadilah mulai curiga saat Indonesia juga terkena endemik flu burung 2005 silam.
Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh, obat tersebut justru diborong negara-negara kaya yang tak terkena kasus flu burung.
Di tengah upayanya mencari obat flu burung, dengan alasan penentuan diagnosis, WHO melaluiWHO Collaborating Center (WHO CC) di Hongkong memerintahkannya untuk menyerahkan sampel spesimen.
Mulanya, perintah itu diikuti Fadilah. Namun, ia juga meminta laboratorium litbangkes melakukan penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa WHO meminta sampel dikirim ke Hongkong?
Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO  untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus.
Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung.
Mereka mengambilnya dari Vietnam, negara korban, kemudian menjualnya ke seluruh dunia tanpa izin. Tanpa kompensasi.
Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO.
Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak. Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin!
Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO.
Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico, AS. Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui. Ternyata ini berada di bawah Kementerian Energi AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima. Lalu untuk apa data itu? Untuk vaksin atau senjata kimia?
Fadilah tak membiarkan situasi ini. Ia minta WHO membuka data itu. Data DNA virus H5N1 harus dibuka, tidak boleh hanya dikuasai kelompok tertentu. Ia berusaha keras. Dan, berhasil. Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu. Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak ketertutupan Los Alamos, telah memujinya!
Majalah The Economist menyebut peristiwa ini sebagai revolusi bagi transparansi. Tidak berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang konon telah ditempatkan di Bio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon.
Ini jelas tak mudah. Tapi, ia terus berjuang hingga tercipta pertukaran virus yang adil, transparan, dan setara.
Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.
Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO akhirnya menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan.
Jejak Chemtrail di langit Jakarta
Jejak-jejak kimia berupa asap “tak alamiah” dari kondensasi pesawat berupa awan memanjang (chemical trails/chemtrails) yang disemprotkan pesawat asing kadang juga berisi aerosol bermuatan virus maut yang sengaja disemprotkan.
Chemtrails sering disemprotkan di atas langit Jakarta untuk “mempersiapkan” warga Jakarta dan sekitarnya “menerima” virus flu burung (H5N1) yang telah dimodifikasi. (AJI)

HAARP Senjata pengendali cuaca , gempa , bahkan otak !!

By Unknown | At 7:57 PM | Label : | 1 Comments
Ada sebuah rumor yang beredar luas di kalangan tertentu, bahwa Amerika Serikat telah berhasil membuat sebuah senjata pamungkas yang akan membawa kemenangan kepada mereka dalam peperangan apapun dan membawanya menjadi penguasa dunia satu-satunya. Senjata yang saya maksud adalah sebuah fasilitas yang dapat digunakan untuk memanipulasi cuaca dan iklim sehingga mampu menciptakan bencana seperti badai, gempa bumi dan tsunami di tempat yang diinginkan.


Penciptaan senjata pamungkas ini telah diprediksi oleh banyak orang sebelumnya. Seorang ilmuwan kelas dunia bernama Dr. Rosalie Bartell telah mengkonfirmasi bahwa militer Amerika sedang mengerjakan sebuah sistem pengatur cuaca sebagai senjata potensial. Metodenya termasuk mengendalikan badai dan mengatur arah penguapan air di atmosfer bumi untuk menghasilkan banjir di tempat tertentu.

Bukan hanya Dr Bartell yang mengatakan hal ini, mantan penasehat keamanan gedung putih bernama Zbigniew Brzezinski juga meramalkan hal ini dalam bukunya yang berjudul "Between Two Ages". Di dalam bukunya, Ia menulis :

"Tekonologi akan menyediakan teknik untuk melakukan peperangan rahasia yang hanya membutuhkan sedikit pasukan, seperti teknik memodifikasi cuaca yang dapat menimbulkan badai yang berkepanjangan."

Marc Filterman, seorang mantan pejabat militer Perancis pernah mengatakan bahwa Amerika telah memiliki teknologi untuk memanipulasi frekuensi radio untuk melepaskan kondisi cuaca tertentu seperti badai dan Topan.

Konon pada tahun 2002, Rusia pernah mengkonfrontir Amerika Serikat di hadapan PBB dengan menuduhnya telah menciptakan beberapa bencana di Rusia dengan eksperimen-eksperimennya.

Pertanyaannya adalah, apakah Amerika telah menemukan teknologinya ?

Di kalangan penganut teori konspirasi, beredar sebuah rumor bahwa Amerika telah berhasil menciptakan senjata dashyat tersebut dan mereka merahasiakannya dengan kedok ilmiah.

Senjata tersebut bernama HAARP. Satu fasilitas super rahasia yang dianggap sebagai perwujudan senjata pamungkas itu.


HAARP (High frequency Active Aural Research Program) adalah sebuah proyek bersama antara Angkatan udara AS, Angkatan Laut AS, Universitas Alaska dan DARPA (Defense Advances Research Projects Agency). Proyek ini dimulai pada tahun 1993 dan diproyeksikan untuk berlangsung selama 20 tahun.

Fasilitas proyek ini terletak di Alaska, tepatnya di wilayah Gakona. Tujuan resminya adalah untuk :"menyediakan sebuah fasilitas untuk mengadakan eksperimen mengenai fenomena ionosfer yang akan digunakan untuk menganalisa karakternya dan mengembangkan teknologi pemutakhirannya untuk tujuan komunikasi dan pengintaian."

Namun menurut sebagian orang, ada sesuatu yang lebih besar sedang dilakukan di tempat ini. Yaitu pengembangan senjata pemusnah massal. HAARP disebut mampu menciptakan banjir dengan memanipulasi penguapan air, mampu menciptakan badai dan bahkan gempa bumi. Dengan kemampuan ini, tentu saja itu berarti Amerika akan mampu menciptakan bencana kelaparan di wilayah yang diinginkannya.

Pihak-pihak yang menuntut jawaban mengenai HAARP tersebar di seluruh penjuru dunia. Mulai dari penduduk Alaska sendiri hingga para ilmuwan di Amerika dan Eropa. Mereka kuatir bahwa HAARP akan menciptakan kerusakan yang tidak bisa dipulihkan.

Salah satu eksperimen HAARP adalah menembakkan sinar elektromagnetik terkendali ke ionosfer bumi. Metode ini disebut dengan "pemanas ionosfer". Ionosfer adalah lapisan yang mengelilingi atmosfer bumi bagian atas dan jaraknya sekitar 40-60 mil diatas permukaan bumi.

David Yarrow, seorang peneliti dengan latar belakang bidang elektronik mengatakan bahwa interaksi ini akan menyebabkan ionosfer menjadi robek. Padahal ionosfer-lah yang melindungi kita dari radiasi matahari yang ganas.

Charles Yost peneliti lain dari North Carolina berkata,"Jika ionosfer terganggu, maka atmosfer dibawahnya pasti akan terganggu."

Bagi ilmuwan, kekuatiran utamanya adalah kerusakan terhadap ionosfer bumi. Namun bagi penganut teori konspirasi, kekuatiran utamanya adalah kehadiran senjata pemusnah massal.

Menurut militer, tidak ada tujuan untuk menciptakan senjata pemusnah massal. Aplikasi HAARP hanyalah digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pertahanan Amerika seperti untuk menciptakan sistem komunikasi kapal selam yang lebih efisien, memantau dan menangkal serangan rudal yang datang tiba-tiba dan untuk memantau topografi wilayah luas untuk tujuan pertahanan.

Walaupun militer telah menyangkal, namun dokumen yang dirilis oleh militer jelas mengatakan bahwa HAARP didirikan memang untuk kepentingan departemen pertahanan.

Entahkah benar atau tidak, namun HAARP telah mencapai status yang mensejajarkannya dengan Area 51.

Baru-baru ini, ketika telegraph.co.uk mendaftar 30 teori konspirasi terbesar sepanjang masa, HAARP menduduki peringkat ke 27. Lumayanlah ! Walaupun hanya di urutan ke-27, tapi kelihatannya akhir-akhir ini HAARP menjadi lebih sering dibahas di dunia maya menyusul beberapa bencana yang terjadi seperti gempa dashyat di Cina pada Mei 2008 yang dicurigai diakibatkan oleh HAARP.

Jika anda ingin mencoba memata-matai fasilitas ini. Masuklah ke google earth, pada baris "fly to", isikan "HAARP". Maka anda akan langsung dibawa ke fasilitas ini. Mungkin anda akan menemukan sesuatu yang mengejutkan terus sama coba nih satu lagi web HAARP 
http://www.haarp.alaska.edu/haarp/index.html selamat mencoba yah . (AJI)

Sumber

Wednesday, October 17, 2012

Konspirasi Kematian Abraham Lincoln

By Unknown | At 4:10 PM | Label : | 0 Comments

Abraham Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth pada tanggal 14 April 1865 . Pertanyaan pertanyaan seputar pembunuhan tersebut pun segera berkembang . Apakah Booth sepenuhnya bertanggung jawab atas penembakan tersebut ? Atau dia hanya menjadi alat dari sebuah konspirasi yang lebih besar ?

Booth mencari sang wapres
           Paling tidak peran wakil presiden dalam seluruh misteri ini tidak terlalu jelas.
Sekitar tujuh jam sebelum penembakan presiden tersebut , Booth tiba di hotel Washington dimana Andrew Johnson , Sang wakil presiden sedang menginap .


Hotel Washington
Setelah tahu bahwa Johnson dan sekretaris pribadinya tidak ada maka Booth menulis pesar sebagai berikut :
'Saya tidak bermaksud mengganggu anda . Apakah anda ada dirumah ? Tertanda, J.Wilkes Booth.' Sekretaris pribadi Johnson memberikan kesaksian bahwa ia menemukan pesan tersebut pada siang harinya . Dari kejadian ini , apakah bisa diasumsikan bahwa Johnson dan Booth saling mengenal satu sama lain ?
           
                   Banyak orang menduga bahwa Johnson terlibat dalam pembunuhan tersebut
dan sebuah Komiter Pembunuhan Khusus akhirnya dibentuk untuk menyelidiki bukti bukti yang mengaitkan Wapres Johnson dengan kematian Lincoln . Tidak ada hal mencurigakan yang ditemukan oleh komite tersebut , tetapi selama bertahun-tahun ada keyakinan bahwa dalam kadar tertentu ia bertanggung jawab terhadap pembunuhan tersebut . Suatu Alasan yang cukup mencurigakan Booth harus bertemu dengan Johnson tidak lama sebelum kejadian penembakan.

Pembunuhan tidak terencana
     Tentu saja , selain dikendalikan oleh orang lain , Booth bisa saja justru mengendalikan sejumlah konspirator lain yang kemudian ditangkap atau dipenjarakan di Fort Jefferson . Booth mungkin saja masih mempertahankan nilai-nilai perbudakan dan rasisme yang sangat kental di negara bagian selatan . Pembunuhan tersebut mungkin sekedar jalan keluar yang agak dramatis dari pada tujuan yang ia rencana kan sebelumnya . Booth mungkin tadinya hanya ingin menculik presiden dan menuntut pembebasan tahanan perang . Pembunuhan itu boleh jadi adalah perubahan rencana yang cepat pada detik-detik akhir setelah rencana penculikan gagal .

         Berdasarkan surat-surat yang ditemukan sebagai milik Booth , ternyata Booth tahu bahwa ada sebuah rencana untuk meledakkan Gedung Putih . Jika benar demikian adanya , seandainya rencana peledakkan tersebut gagal , maka tentu diperlukan rencana yang lebih berani dan radikal untuk bisa melaksanakan tujuan para konspirator yang sebenarnya . Dengan demikian rencana awal sebenarnya mungkin jauh lebih kecil skalanya dan pembunuhan itu hanyalah keputusan sembrono yang tiba-tiba muncul saat mendapati semua rencana awal mereka kacau-balau.

Dimusuhi banyak bankir
       Lincoln telah menciptakan banyak musuh sebagai akibat dari kebijakannya mengenai keuangan negara saat itu . Kendati biaya untuk perang sipil telah menguras pundi-pundi keuangan negara , tetapi ia menolak tawaran pinjaman berbunga tinggi dari para bankir Eropa yang dikelola oleh keluarga Rothschild karena ia sudah menemukan cara lain untuk membiayai perang .

            Hal yang lebih penting lagi , para bankir Inggris menentang Lincoln terhadap kebijakan protectionist-nya , karena ia berusaha melindungi industri dalam negeri dan membebankan pajak tinggi pada produk-produk asing . Pada tahun 1860-an , sejumlah orang Inggris percaya bahwa 'perdagangan bebas Inggris , monopoli industri , dan perbudakan manusia akan berjalan beriringan ' . Boleh jadi Lincoln di anggap sebagai ancaman terhadap tatanan yang sudah ada tersebut dan oleh sebab itu ia akhirnya di bunuh . (AJI)


◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Followers

Copyright © 2012. Narrow Shot - All Rights Reserved B-Seo Versi 3 by Bamz Templates